Saturday 25 October 2014

Wisata Air Terjun Curug Nangka dan Curug Daun Bogor

Bogor, Desember 2013

Bogor tidak hanya punya kebun raya... air terjun atau biasa disebut curug juga ada lho. Saya aja baru tahu heuheu. Curug Nangka merupakan salah satu wisata air terjun di bawah pengawasan RPH Gunung Bunder, Bogor.


Ketinggian Curug Nangka sekitar 10 meter. Curug Nangka lokasinya lebih dekat dengan pintu masuk dan jika dilanjutkan maka akan ditemui Curug Daun. Di sekitar pintu masuk banyak warung warung bambu sederhana yang menjual makanan ringan, mie rebus, kopi, dan minuman lainnya. Tidak ada restoran atau warung makan besar di area sini. Selain itu tidak ada tempat sampah sepanjang jalur menuju Curug Nangka ya namanya juga lewat sungai, amat disayangkan masih ada yang membuang botol bekas minuman di sungai atau curug. Bisa dong ya dipegang dulu hih.


Jalan yang bisa dilalui kendaraan hanya sampai parkiran. Selanjutnya harus berjalan kaki melalui hutan dan sungai. Sungainya masih bening, air nya dingin, dengan batu batu besar. Pemandangan hutan dan bukit hijau, udaranya pun masih suwejuk lho.


Alamat Lengkap Curug Nangka terletak di Desa Warung Loa, Kecamatan Tamansari, Bogor, Propinsi Jawa Barat - Indonesia. Berada pada titik Koordinat GPS: 6° 40' 4.12" S 106° 43' 37.09" E. Tiket masuk 10.000 entah kalau sekarang ya, mungkin sudah berubah

Jika menggunakan kendaraan pribadi, dari Bogor menuju jalan raya Ciapus kemudian cari patokan arah The Highland Park Resort, hotel ini biasa digunakan untuk outbound dan gathering dan yang pasti ada di Google Maps. Nanti akan ada papan penunjuk arah Curug Nangka.

Karena ke sana saya menggunakan kendaraan pribadi, jadi untuk kendaraan umum saya kurang tahu. Kalau dari kata orang Bogor nya sih, jika menggunakan angkutan umum anda bisa menggunakan angkot 03 jurusan Bogor - Ciapus yang berangkat dari terminal Ramayana Bogor. Kemudain berhenti di pertigaan sebelum pintu gerbang. Dilanjutkan dengan belok kiri kearah Curug Nangka, sedangkan ke sebalah kanan ialah menuju arah Curug Luhur. Selanjutnya dari pertigaan di atas (pemberhentian akhir angkot) perjalanan diteruskan dengan berjalan kaki menuju pintu gerbang yang jaraknya kurang lebih 700 meter.

Bogor masih banyak yang bisa dijelajahi lho...

Friday 24 October 2014

Menginap di R Hotel Rancamaya, Ciawi

Yang namanya liburan, itu boleh adventure boleh leisure. Kali ini leyeh leyeh saja. Sebagian besar hotel di Bogor, saya sudah ngincipi, dari kasta Aston, Novotel, sampai Sempur. Jadi melebarkan sayap ke area Ciawi.

21 September 2014

R Hotel Rancamaya, hotel ini tergolong masih baru sekitar Juli 2014 dibuka. Berada di dalam komplek Rancamaya, Ciawi. Rute menuju R Hotel ini, dari Jakarta melalui tol Jagorawi kemudian keluar tol Ciawi. Ingat jangan salah belok kiri keluar tol Bogor ya. Dari pintu tol Ciawi, lurus saja nanti ada papan penunjuk gedeee Rancamaya gitu. Usahakan ambil lajur sebelah kanan karena lajur sebelah kiri padat di perempatan Pasar Ciawi yang menuju arah Puncak. Dari perempatan Pasar Ciawi lurus saja sekitar 10-15 menit di kanan jalan ada pintu gerbang masuk komplek Rancamaya.

Dari pintu gerbang Rancamaya masih masuk sekitar 2km, dan tidak ada kendaraan umum ya di dalam. Ya masa mau nyegat angkot di dalam Rancamaya. Jalan kaki bisa tapi gempor sih, jadi sebaiknya musti bawa kendaraan sendiri. Jika tidak ingin makan siang atau malam di hotel, memaksa untuk keluar area Rancamaya. Saya keluar ke Bogor atau Ciawi karena di dalam tidak ada rumah makan. He he..
























Sebagian besar kamar di R Hotel Rancamaya ini adalah twin bed superior, jadi untuk king bed terbatas huhu... Karena masih baru, pohon pohon yang ditanam belum sepenuhnya rimbun, jadi masih panas. Untuk parkiran, sangat memadai karena luas banget.

Pemandangan langsung Gunung Salak bisa dinikmati dari balkon kamar, atau jika sempat jalan jalan di area belakang hotel, maka bisa dapet view seperti ini.

 Fasilitas yang disediakan antara lain kolam renang sepanjang kamar hotel. Jadi untuk kamar di lantai 1, keluar balkon bisa langsung nyemplung kolam renang. Tapi pemandangan jadi ga enak karena banyak yang jemur pakaian basah di balkon. Duh.. jadi semacam rusun :D Ada juga kolam renang untuk anak anak. Juga lapangan tenis. Mau nge golf juga bisa tapi bayar sendiri, karena memang Rancamaya kan area untuk golf.


Komplek Rancamaya ini memang area perumahan impian, kalo saya dihibahkan satu aja juga mau. Area perumahannya tertata rapi, bersih, tidak ada sampah. Banyak lahan hijau berbukit bahkan untuk setiap rumah. Duh bisa piknik tiap hari di depan rumah. Jogging track sepanjang jalan bisa dimanfaatkan untuk lari lari kecil di pagi yang masih sejuk udaranya.


Di area hotel, ada kandang angsa dan rusa. Pembangunan belum selesai jendral! Bunga bunga yang ditanam belum merambat, belum tumbuh sempurna. Mungkin beberapa bulan lagi, sudah jadi cantik tamannya.


Ada juga fasilitas sepeda, tapi sayangnya hanya boleh digunakan di area hotel, keluar gerbang saja tak boleh. Hukz...lain kali bawa sepeda sendiri sajalah.

Ketika check out, diminta mengisi survey, pesan kesan dan saran. Mungkin karena masih baru, menu makanan di hotel belum variatif. Saya sih sudah menulis dan meninggalkan catatan di survey nya... VARIASI MAKANAN.

Mampir ke Pantai Lhok Nga Aceh

8 Oktober 2014

Rupanya, Hari Raya Idul Adha dan seminggu setelahnya bukan saat yang tepat untuk mengunjungi Aceh. Mengapa? Karena masih libur dan merayakan Idul Adha. Jadi toko, rumah makan, tempat wisata... masih banyak yang tutup.

Saya menginap di Hermes Hotel. Saya kurang familiar dengan nama nama hotel di sana, mungkin karena memang kepemilikan lokal. Makanan di hotel ternyata kurang variatif (sarapan : nasi, omelette, buah, sosis)  ya jangan dibandingkan dengan hotel jaringan nasional dan internasional ya, ini mungkin untuk melindungi kepemilikan lokal hihi... :P

Saya tidak sempat berkunjung ke tempat wisata di Aceh. Tujuan utama sebenarnya ingin mengunjungi Pantai Lampuuk, namun apalah daya, karena Idul Adha, jalan akses ke pantai ditutup. Entahlah...begitu adanya haha

Akhirnya mengalihkan tujuan ke Pantai Lhok Nga. Pantai ini terletak di tepi barat Banda Aceh, di pinggir jalan utama menuju Meulaboh. Jalan sudah bagus, jadi perjalanan pun lancar. Namanya juga mampir, jadi saya tidak menjelajah sepanjang pantai.


Banyak gubuk gubuk untuk sekedar duduk duduk sambil menikmati jagung bakar sekalian menunggu matahari terbenam. Etapi kata Pak Sopir, jam 6 pantai ditutup untuk menghindari maksiat, jadi apa sempat melihat sunset ? :D


Saya hanya di area di mana batuan karang untuk menahan ombak. Ombaknya cukup besar dan langsung menghantam tepian, jadi tidak begitu cocok untuk berenang. Seperti biasa, futu futu sambil melihat deburan ombak. Di tempat saya mengambil video dan gambar, pantainya cukup bersih. Setidaknya tidak ada sampah plastik atau botol. Jaga kebersihan ya, jangan tinggalkan apapun kecuali jejak dan postingan...

Piqnique ke Pantai Padang Padang Bali

Mengingat status sebagai buruh ketik di dekat pusat perdagangan di kawasan Pasar Senen Jakarta Pusat, sesungguhnya jatah cuti merupakan anugerah terindah yang pernah dimiliki seorang karyawan. Pandai pandai setor kerjaan agar mendapat ijin cuti dalam tempo sesingkat singkatnya.

Bali, November 2012

Ini ketiga kalinya saya mengunjungi Pulau Bali. Ya, yang pertama adalah jaman SMA dalam rangka darmawisata menggunakan bis yang berujung badan remuk redam seolah diinjak gaban. Karena sudah kerja, bus Pahala Kencana pun naik kasta menjadi Garuda Indonesia.

Setelah membaca rekomendasi Pantai Padang Padang merupakan salah satu yang layak dikunjungi, akhirnya saya (dan suami cwiwiit...) memutuskan menuju ke sana. Saya lebih memilih menyewa motor daripada mobil mengingat Bali pun semakin padat. Hanya dengan Rp65.000 bisa menyewa motor seharian.

Kecanggihan GPS pun menuntun kami menemukan lokasi Pantai Padang Padang. Pasti amal jariyah pembuat GPS ini sudah luber luber saking bermanfaat bagi umat manusia. Jadi kalau ditanya di mana lokasinya? Siapkan pulsa internet, hp, powerbank, buka Google Maps. Jika menginap di area pusat kota seperti Kuta atau Bali Utara, maka melajulah ke arah Uluwatu, Bali Selatan. Saya agak lupa waktu tempuhnya, mungkin sekitar 1 jam. Hati hati di area menanjak sekitar Garuda Wisnu Kencana, karena banyak truk truk besar. Juga...jangan khawatir jika nyasar di hutan seperti saya...ikuti saja kata hati, namun alangkah baiknya, ikuti GPS atau tanya orang :p Lokasi di Gmaps.


Bagaimana rupa Pantai Padang Padang?


Foto ini saya jepret dari atas jembatan, di mana sungai menganak menuju pantai. Lihat ombak putih nya? Ya...dari bibir pantai sampai area ombak itu, air sangat tenang dan jernih. Jadi berenang atau hanya kecipak kecipuk ... aman.



Pantai ini tidak sepadat Kuta (atau mungkin belum saja). Terletak di pinggir karang, area tidak terbuka seperti Pantai Kuta jadi panasnya tidak terlalu ngenthang-ngenthang.

Banyak bebatuan karang yang bisa menjadi andalan para selfier. Rekomen lah buat foto-foto.


Ya... itu saya, makanya disapa sama Beach Boys Bali... mau pengajian Bu Hajah... ? *empanin ke Ikan Hiu*

Jika haus, di sini juga ada yang jualan minuman. Standar lah, nggak yang dipatok harga setinggi nirwana.

Kegiatan apa yang bisa dilakukan di sini? Berselancar tentu saja, tapi kebanyakan mas dan mbak bule lah ya, kalo orang Indonesia mah paling foto foto kecipak kecipuk gitu aja. Berenang aman di sini, radius ada sekitar 300 meter dari ombak besar. Atau jika ingin mengubah pigmen kulit, berjemur boleh saja.

Foto ini tanpa editan ya, jadi bisa buat kira kira lah ya aslinya seperti itu. Karena saya pernah terhipnotis oleh gambar yang WOW, begitu didatangi kecewa berat... Nantikan kisah selanjutnya.
 

PiquNiqu Template by Ipietoon Cute Blog Design